Zaman dahulu kala, tepatnya ratusan tahun yang lalu, di dunia antah berantah terdapat sebuah pulau kecil. Pulau ini terletak di tengah dunia, dikelilingi samudra yang sangat luas yang mengisolasi pulau tersebut dari dunia luar. Di atas pulau, berdirilah sebuah kerajaan. Hari ini seluruh penduduk kerajaan itu berkumpul memadati pusat kota. Ramai sekali. Terdengar sorak sorai di sana-sini. Sedang ada momen istimewa tampaknya.
Ternyata hari ini adalah hari peresmian “Menara Langit”. Menara yang dibangun sejak 80 tahun lalu itu akhirnya selesai juga. Sebuah menara yang tinggi sekali, menjulang hingga ke atas awan. Bagian puncaknya memiliki 6 sisi. Konon, dari atas menara ini kita bisa melihat pemandangan seisi dunia.
Setelah melewati serangkaian sayembara, ada 6 orang yang beruntung terpilih menjadi orang-orang pertama yang menaiki menara itu. Mereka pun menaiki menara tersebut dengan semacam lift purba. Mereka sudah tidak sabar untuk melihat dunia yang sebenarnya.
Sampai di atas, masing-masing orang berdiri di masing-masing sisi menara, melihat dunia dari sisi yang berbeda-beda dengan teropong raksasa yang telah tersedia, dan mulai takjub atas pemandangan yang dilihatnya masing-masing.
Orang pertama melihat hamparan warna putih yang luas. Salju rupanya. Lain lagi orang yang kedua. Ia melihat padang pasir yang luas. Orang ketiga terheran-heran melihat hutan lebat dengan beraneka pohon-pohon aneh yang tidak ada di tempat tinggalnya. Orang keempat melihat sebuah padang rumput yang luas dengan kawanan kuda yang sedang berlarian. Orang kelima kecewa karena yang tampak di hadapannya hanyalah samudra yang sangat luas, pemandangan yang sudah tidak asing lagi bagi penduduk pulau ini. Orang keenam kagum dengan pemandangan gunung-gunung tinggi yang berdiri kokoh di hadapannya.
Puas melihat-lihat, keenam orang tersebut berkumpul di tengah, tidak sabar lagi melampiaskan rasa antusiasnya.
“Eh..Tahu tidak, ternyata dunia itu berwarna putih. Lalu ada banyak mahluk raksasa berbulu putih. Sungguh mengagumkan.”
“ Ha? Kamu salah lihat kali.. Jelas-jelas dunia itu berwarna coklat. Tertutup pasir. Lalu mahkluk anehnya bukan berwarna putih, tapi berwarna coklat. Bentuknya mirip kuda, tapi ada dua tonjolan aneh di punggungnya. “
“Kalian bicara apa. Jelas-jelas dunia itu berwarna hijau. Sebuah hutan yang sangat lebat. Ada berbagai jenis phon-pohon aneh di sana.”
“ Sembarangan. Jelas-jelas dunia itu adalah padang rumput yang luas. Ada banyak kuda-kuda berlarian. Lalu penduduknya tinggal di tenda-tenda.”
“ Sudah kalian. Berhenti membual. Aku tahu kalian kecewa, tapi tidak perlu sampai mengarang-ngarang cerita. Ternyata pulau inilah satu-satunya daratan di dunia ini. Selebihnya hanya lautan. Kalo cuma laut sih tidak perlu bangun menara segala, setiap hari juga bisa lihat.”
“ Laut apanya..Matamu bermasalah tuh!”
”Jangan sembarang ngomong. Masih saja membual”
“Ada apa dengan kalian. Jelas-jelas dunia itu putih. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri”
Lima orang itu pun terlibat adu mulut. Berbeda dengan orang keenam. Dia tidak ikut-ikutan adu argumen, malah merasa penasaran. Akhirnya dia memutuskan untuk mengelilingi semua sisi menara tersebut. Dia tersenyum kecil. Tersenyum lucu atas kebodohan rekan-rekannya, dan tersenyum bahagia karena hari ini ia telah mendapatkan sebuah pelajaran hidup yang berharga. Sebuah pengalaman di menara langit telah meningkatkan kebijaksanaannya. :)
Kelima orang yang pertama melambangkan orang-orang picik, berpikiran sempit, namun tidak jarang merasa dirinya sudah sangat pintar. Mengedepankan ego, mengesampingkan logika. Mereka mendengar informasi secara sepihak, lalu dengan mudahnya menghakimi seseorang atau suatu masalah dengan informasi yang secuil itu. Bahayanya, orang-orang seperti ini akan dengan mudahnya dipengaruhi untuk kemudian dijadikan bidak catur untuk kepentingan orang lain.
Orang keenam melambangkan orang bijaksana. Mereka cerdas, memiliki kemampuan logika yang baik. Mereka tidak buru-buru membuat justifikasi atas sebuah masalah, juga tidak buru-buru percaya informasi yang didengar, melainkan terlebih dulu melihat hal dari berbagai sudut pandang. Mereka mengumpulkan dulu data-data yang lengkap dan akurat, baru membuat kesimpulan. Sayangnya orang jenis ini cukup langka, hanya ada segelintir di dunia ini.
Mungkin ada baiknya kita belajar dari tipe orang yang keenam tersebut. :)
Menurut anda?
Sabtu, 29 Agustus 2009
Menara Langit...Sebuah Pembelajaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pertamaxxxxx
BalasHapuswah menarik sekali mas ceritanya, saya sampai baca dua kali
sukses selalu buat mas wellsen
@ Heru:
BalasHapusSelamat..anda mendapatkan...ucapan terima kasih :D
hehehe
makasih, mas..
Sukses juga untuk anda :)
penetapan runutan waktunya berbahaya nii kang.. hueheheheheh.. dari ratusan silam tiba2 bisa mengambil awalan 80 tahun sebelumnya... dari mana penetapannya iia... hhhmm... *mikir keras... lebay* huhehehehe...
BalasHapusbukannya orang sombong itu kebanyakan lebih karena mengedepankan logika kang?!?!? duuhh jd tambah mikir* nii :(
nb : berkenaan engan image di tmp saiia.. monggo silahkan di sep kang... gratis :)
@ genial:
BalasHapusmaksudnya 80 tahun sebelum saat itu, bukan 80 tahun dari sekarang :)
hehehe
tidak semua orang cerdas itu sombong koq.. tergantung kepribadiannya juga..
hehehe
thanks , mas Genial..
Lucu gambarnya.. hahaha
Type 6 perlu pengalaman hidup panjang, tetapi bisa juga dipelajari dari teori spt artikel di atas.
BalasHapusArtikel yg sangat membantu mas..., thx.
Laksana membaca cerpen mas, tapi ini beda. Karena mengandung hikmah yang artinya sangat dalam. Keep posting mas, salam.
BalasHapusSebuah cerita yang inspiratif. thanks sharingnya
BalasHapussalam sukses.
cerita yang sangat bagus untuk di ambil hikmahnya, bener banget, kita harus mencari2 informasi lebih sulu sebelum berargumen bahwa kita adalah yang bener, eh maaf....tadi kita tiru itu orang yang ke 5 deh kayaknya, yang melihat samudra luas, klo orang ke 6 itu melihat gunung2 hehehe klo ndak salah lo ya ^_^ makasih critanya
BalasHapusIklan Gratis
cerita yang sangat bagus untuk di ambil hikmahnya, bener banget, kita harus mencari2 informasi lebih sulu sebelum berargumen bahwa kita adalah yang bener, eh maaf....tadi kita tiru itu orang yang ke 5 deh kayaknya, yang melihat samudra luas, klo orang ke 6 itu melihat gunung2 hehehe klo ndak salah lo ya ^_^ makasih critanya
BalasHapusIklan Gratis
@ Hade:
BalasHapusbetul, mas :)
thanks komentarnya..
@ Sumartono:
BalasHapusmakasih, mas Sumartono..
salam sukses :)
@ Riswanto:
BalasHapussama2 mas..
thanks atas kunjungan baliknya..
sukses selalu :)
@ Iklan Baris:
BalasHapusinti cerita tersebut bukan tentang pemandangan seperti apa yang dilihatnya, tapi bagaimana cara dia merespon pemandangan tersebut..Apakah langsung percaya, atau tertarik untuk menganalisis lebih jauh.. :)
thanks kunjungannya, mas :D
hihihihi,... keren,...
BalasHapuslucu bertengkarnya,... hehehe,...
@ ina:
BalasHapushahaha..
makasih ya, Ina :)
thanks kunjungannya..
PERTAMAX, senang berkunjung ke blog ini :)
BalasHapus@ Cadink:
BalasHapusthanks, mas Cadink :)
inspiratif
BalasHapuswah aku type yang mana ya...:)
BalasHapuskerennnnn postingannya...
BalasHapus@ buwel:
BalasHapussebaiknya tipe yang kedua..hehe :)
thanks kunjungan baliknya..
@ sastra radio:
BalasHapusterima kasih, mas :)
@ a-chen:
BalasHapusmakasih, mas Achen :)
thanks kunjungannya..
Bagus mas, saya suka makna yang terkandung lewat cerita diatas...Benar-benar mengena, lanjutkan mas posting-posting seperti ini.
BalasHapussalam,
Mantaaab mas wellsen...saya suka sekali cerita mas......semoga kita semua bisa menjadi seperti orang yang ke enam itu...JIka semua seperti dia, maka dunia ini damai aman dan tenteram...salam mas wellsen -Alfred-
BalasHapusorang yang keenam dong tentunya yang oke. tapi dirikuhh belum bisa sepenuhnya seperti itu. hope someday, bisa lebih baik. amin.
BalasHapusnice posting friend.....
masih udah komen dan mampir di blog ku yah.
waduhh...lama gak kesini ternyata ketinggalan banyak neh... bagus-2 neh artikelnya... baca-2 dulu yak...
BalasHapus@ Alfred's Blog:
BalasHapusthanks mas Alfred :)
semoga kita semua bisa selalu menjadi orang berpandangan luas dan bijaksana..
@ Peluang Bisnis | Ricky:
BalasHapusterima kasih atas supportnya, mas :)
salam sukses..
@ Violet:
BalasHapuspasti bisa :)
hehe
yupz, sm2..
thanks juga atas kunjungan baliknya :)
@ Trieand:
BalasHapusyupz, silahkan Trie :)
thanks dah mampir..
yup sama juga kadang kita sering terjebak dalam pandangan pribadi dan merasa yg paling tau dan paling mengerti... tanpa mau melihat pandangan org lain
BalasHapustergambar di depan saya seperti film...
BalasHapusbagi saya tulisan anda benar2 "hidup"...
saya pernah dengar cerita yang mirip
"...3 orang buta dan seekor gajah..."
namun cerita and lebih seru...
semoga sukses
trims
Mirip cerita tausyiah tentang tiga orang buta yang disuruh menginterpretasikan tentang seekor gajah....
BalasHapusYg ini lebih komplit lagi....terima kasih cerita encourage-nya ini.....
@ fandhie:
BalasHapusbetul, bro
padahal yang kita yakini benar belum tentu benar-benar "benar".. :D
@ Iwankus:
BalasHapusberarti imajinasi anda sangat tinggi, mas Iwan..
Dan biasanya orang seperti ini memiliki tingkat sugestibilitas yang tinggi juga..
Sangat pandai bervisualisasi..
hehe
Saya memang terinspirasi cerita sejenis, lalu saya bikin versi saya sendiri :)
hehehe
salam sukses, mas
@ Ammadis:
BalasHapussaya terinspirasi cerita itu, mas..
lalu saya buat versi saya sendiri :)
hehehe
thanks atas kunjungan anda..
salam sukses :)
Tak ada kata lain buat tulisan ini selain "Sangat Inspiratif", dan juga sangat berenergi :)
BalasHapus@ Khery Sudeska:
BalasHapusthanks, mas Khery :)
salam kenal.. ;;)
BalasHapusya,,kita harus belajar dari yang ke 6..
BalasHapus