Mau Belajar Cara Yang Benar Untuk BENAR-BENAR Menghasilkan Uang Lewat Internet??

Klub Bisnis Internet Berorientasi Action

Ingin Men-Share artikel ini?

Bila Anda merasa artikel ini bermanfaat, anda boleh sharing artikel ini ke teman, kerabat atau saudara anda lewat facebook. Caranya mudah. Tinggal meng-klik gambar "Share on Facebook" yang ada di bagian akhir tiap artikel. Semoga bermanfaat :)

Kamis, 27 Mei 2010

Selamat hari Raya Waisak 2554... ^_^


Selamat Hari TriSuci Waisak 2554...

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta..

Semoga semua makhluk, hidup aman, tentram dan bahagia...

Sadhu3x..









Selamat Waisak :)
Baca Selengkapnya...

Rabu, 26 Mei 2010

Anda Terlahir Untuk Kaya


Masih berbicara seputar uang. Kemarin kita sudah membahas topik “uang — bukan—akar kejahatan”. Lha trus yang ini maksudnya apa? Mau tau maksudnya, yuk kita simak.



Katanya semua orang bisa kaya. Katanya sukses adalah hak setiap orang. Lalu kenapa justru sebagian besar manusia masih hidup kekurangan uang? Mananya yang “anda terlahir untuk kaya” ? Apanya yang salah ya? Bagaimana sih pandangan yang benar tentang uang itu?

Beberapa hari yang lalu , saya menemukan sebuah e-mail yang menarik. Dari salah satu milis yang saya ikuti – yaitu milis Money Magnet – ada seorang bapak yang baik hati berbagi kepada anggota milis lainnya. Sebuah e-book yang singkat namun berharga…dan Gratis.

Isinya luar biasa. Mengajarkan pandangan yang benar tentang uang, serta tips-tips sukses. Salah satu isinya yang bagus menurut saya: “Harusnya manusia adalah majikan…uang adalah pelayan. Tapi kebanyakan manusia terbalik, malah menjadikan dirinya budak uang”

Saya tau e-book ini bermanfaat. Dan saya ingin berbagi manfaat ini kepada teman-teman pembaca Blog Inspirasi. Sekalian meneruskan niat baik bapak itu untuk berbagi. Jadi teman-teman silahkan download Gratis…



Download di sini













-----------------------------------------------------------------------------
Info tambahan:
bagi teman-teman yang mau ikut kursus menghasilkan uang lewat internet, bisa coba versi gratis nya di sini :)

Baca Selengkapnya...

Sabtu, 15 Mei 2010

Uang Adalah Akar Kejahatan


Uang adalah akar kejahatan. Uang menyebabkan orang menjadi jahat. Oleh karena itu, uang adalah hal yang harus dihindari. Bagaimana pendapat anda tentang hal tersebut?


Sebelum itu, simak dulu guyonan berikut ini. Suatu hari di pintu masuk surga sedang berdiri seorang dokter, seorang guru, dan seorang pemuka agama. Mereka sedang berdebat siapa yang paling pantas masuk surga lebih dulu.



“Saya lebih berhak karena semasa hidup saya telah menyembuhkan banyak orang”, kata dokter. “Tidak…saya lebih berhak karena saya telah mencerdaskan banyak orang semasa hidup saya” , kata guru tak mau kalah. “Kalian salah…saya lah yang paling berhak karena saya telah membimbing banyak orang ke jalan yang benar sesuai agama” , kata pemuka agama.

Tidak lama kemudian datang seorang pengusaha kaya, ikut ngantri masuk surga. “Bapak ini semasa hidup sering menyumbang biaya pengobatan untuk pasien-pasien saya yang tidak mampu. Bapak ini sungguh berjasa”, kata dokter. “Benar, beliau juga pernah membiayai renovasi sekolah kami yang sudah bobrok.” ,kata guru. “Dan beliau juga donatur dalam pembangunan tempat ibadah kami”, tambah sang pemuka agama. Akhirnya mereka menyingkir bersamaan dan membiarkan si pengusaha masuk duluan ke surga.

Jangan ditanggapi terlalu serius…itu cuma guyonan. :)

Sebagian orang berpendapat bahwa uang adalah akar kejahatan. Menurut mereka, uang membuat manusia menjadi jahat dan serakah. Oleh karena itu, mencari uang dan kemakmuran itu tabu. Demikian kata mereka. Benarkah itu?

Apakah tidak ada orang kaya yang murah hati, dermawan, menolong sesama? Tentu saja ada…banyak. Bill Gates, orang terkaya di dunia menghabiskan lebih dari 10% kekayaannya untuk amal. Warren Buffet, orang terkaya nomor 2 pun tak kalah dalam hal berdana.

Di Indonesia sendiri ada yang namanya Komunitas Tangan Di Atas, yaitu komunitas pengusaha yang suka beramal. Purdi E Chandra, seorang pembicara dan pengusaha yang sangat sukses, rajin bersedekah. “Sedekah pangkal kaya”, katanya. Belum lagi di tingkat lokal ada para donatur tempat ibadah, donatur yayasan kemanusiaan, orang yang menyumbang panti asuhan, dll.

Benarkah orang kaya pasti jahat?
Benarkah uang adalah akar segala kejahatan?


Uang bisa digunakan untuk memberantas kelaparan.
Uang mampu digunakan untuk biaya berobat bagi yang sakit.
Uang bisa digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sosial.
Uang bisa menghasilkan senyuman ketika diberikan pada yang kurang mampu.
Uang bisa digunakan untuk membangun tempat ibadah agar lebih banyak orang berkesempatan untuk beribadah, mempelajari ajaran agama dan berbuat kebajikan.
Uang bisa digunakan untuk biaya pendidikan dalam mencerdaskan bangsa.


Kesimpulan:
Uang tidak jahat, juga tidak baik. Uang itu benda mati. Benda mati itu netral, tidak punya kehendak. Sama halnya pisau bisa digunakan untuk memotong sayur atau membunuh orang, uang bisa digunakan untuk kebaikan atau kejahatan, tergantung dari orang yang menggunakannya. Yang penting asalkan kita tidak mendewa-dewakan uang. Setuju?



Uang itu akar dari….Eits…uang gak punya akar…emangnya tanaman…hehehe :)








-----------------------------------------------------------------------------------
Info:
Bagi teman-teman yang tertarik belajar menghasilkan uang di internet, bisa ikut kursusnya di sini . Bisa coba gratis :)
Baca Selengkapnya...

Rabu, 12 Mei 2010

Mengeluh...


Di sana mengeluh. Di sini mengeluh. Dimana-mana semuanya serba mengeluh. Mengapa orang-orang begitu hobi mengeluh ya?





Mudah sekali bagi kita untuk menemukan orang-orang mengeluh. Nampaknya mudah sekali untuk mengeluh. Selalu ada saja bahan yang dikeluhkan.

“Hari ini sial sekali…”
“Aduh, hari ini toko ku sepi…”
“Sialan…Jalanan macet pula…”
“Koq hujan…Huh!”
“Hari ini koq panas sekali….”
Dan seterusnya….

Demikian pula di Facebook, mudah sekali kita menemukan update status yang bernada keluhan dan bernuansa negatif.

“Hari ini menyebalkan >,< ”
“Orang itu koq nyebelin…Grrr”
“Panaasss banget hari ini… :( ”
“ Pelajaran yang membosankan… @@ “
Dan lain-lain…


Pertanyaannya, apakah mengeluh membuat kita lebih bahagia?


Disadari atau tidak, semakin kita mengeluh, ternyata membuat kita koq rasanya semakin “menderita” . Demikian juga dengan orang yang mendengar keluhan kita, apakah mereka senang mendengar orang mengeluh? Atau mereka juga “tertular” emosi negatif, jadinya malah ikut-ikutan mengeluh ?


Seandainya saya mau mengurangi mengeluh dan memperbanyak kata-kata positif, apakah saya akan lebih bahagia?


Dan bila disuruh memilih, saya lebih senang mendengar kata-kata positif atau mendengar orang mengeluh? :)







-----------------------------------------------------------------------------------
Info:
Bagi teman-teman yang tertarik belajar menghasilkan uang di internet, bisa ikut kursusnya di sini . Bisa coba gratis :)
Baca Selengkapnya...

Selasa, 04 Mei 2010

Monyet yang tidak bisa memanjat




Monyet pandai manjat pohon itu biasa. Monyet tidak bisa memanjat…itu tidak biasa. Koq bisa gitu? Mari simak kisah selengkapnya.


Di suatu hutan yang lebat, tinggal ratusan ekor monyet. Monyet-monyet itu bergelantungan, bermain dengan gembiranya. Namun di bawah pohon ada pemandangan yang berbeda. Seekor monyet tidak ikutan bergelantungan seperti teman-temannya, tapi hanya berjalan mondar-mandir di tanah.

“Hei teman, mengapa kamu berjalan mondar-mandir di tanah? Ayo ikut ” , tegur temannya.
“Emmm..sebenarnya aku mau…Tapi….”
“Tapi kenapa…?”
“Tapi…Emmm…Aku…Aku tidak bisa memanjat”
“Apa? Monyet koq tidak bisa manjat? Dasar monyet aneh”
Ia pun ditertawakan monyet-monyet yang berada di sekitar situ.

Sebenarnya bukannya tidak bisa, tapi tidak berani. Dulu, monyet ini adalah monyet yang sangat berbakat. Ia pernah memenangkan lomba manjat pohon beberapa kali. Namun suatu hari, karena kurang hati-hati, ia terjatuh dari atas pohon. Seiring berjalannya waktu, luka fisiknya sembuh, namun ia tidak berani memanjat lagi. Sejak itu ia berprinsip: “Jangan memanjat tinggi-tinggi, bila jatuh sakit”

Musim semi tiba. Berbagai pohon di hutan itu mulai berbuah. Para monyet berpesta buah di atas pohon. Sementara monyet yang tidak berani memanjat hanya bisa meneteskan air liur. Akhirnya ia hanya makan sisa-sisa buah bekas gigitan monyet-monyet lain yang jatuh ke bawah.

Moral Cerita:
Banyak orang berprinsip “Jangan bermimpi yang tinggi, bila jatuh nanti sakit”. Pertanyaannya, “Bagaimana bisa mencapai sesuatu yang besar , jika bermimpi (memiliki impian) saja tidak berani? “ . Bila berani bermimpi yang tinggi, berarti sudah siap jatuh. Lagipula kita bermimpi bukan untuk jatuh…itu pesimis namanya. Kita bermimpi dan menjaga mimpi kita tetap hidup untuk memotivasi diri kita untuk melakukan action / tindakan nyata untuk mewujudkannya. Kalaupun jatuh, ya langsung bangun lagi…setuju? :)





------------------------------------------------------------------------------------
Info:
Bagi teman-teman yang tertarik belajar menghasilkan uang di internet, boleh klik di sini
Baca Selengkapnya...