Mau Belajar Cara Yang Benar Untuk BENAR-BENAR Menghasilkan Uang Lewat Internet??

Klub Bisnis Internet Berorientasi Action

Ingin Men-Share artikel ini?

Bila Anda merasa artikel ini bermanfaat, anda boleh sharing artikel ini ke teman, kerabat atau saudara anda lewat facebook. Caranya mudah. Tinggal meng-klik gambar "Share on Facebook" yang ada di bagian akhir tiap artikel. Semoga bermanfaat :)

Kamis, 26 November 2009

Saya Bersyukur….

Sebuah kata yang mudah terlontar dari bibir…
Tapi…
Sudahkah kita mempraktekkannya? :)


“Hari ini sial sekali”
“Hidupku sangat menderita”
“Mengapa dia beruntung sekali, sedangkan aku…”

Demikianlah, setiap hari berbagai kalimat keluhan meluncur dari bibir kita. Lancar sekali melafalkan keluhan-keluhan itu. Bahkan kalo mau dikumpulkan bisa-bisa menjadi sebuah buku. Hahaha

Kebanyakan orang memandang hidup ini dengan kacamata negatif. Koq rasanya berat sekali hidup ini? Ada saja yang membuat kita tidak puas. Mungkin memang sifat manusia yang tidak bisa puas. Tapi apa benar tidak ada hal-hal baik dalam hidup kita ini?

Mungkinkah sebenarnya ada banyak hal-hal baik yang terjadi dalam hidup kita…hanya kita yang belum menyadarinya?

“Iya sih…memang kadang ada hal-hal baik yang aku alami, tapi kan (dan serentetan kalimat keluhan lagi-lagi meluncur dari mulut kita) “

Namanya manusia, pastilah ada kalanya kita mengalami hal baik, dan kadang mengalami hal buruk. Masalahnya, kita cuma fokus ke hal-hal negatif, sedangkan yang positif menjadi tidak bisa disadari keberadaannya. Bagaimana caranya agar kita bisa fokus ke hal-hal positif?

Kata kuncinya Bersyukur. Kalimat yang kelihatannya basi, sudah sering didengar…tapi apakah sudah benar-benar dipraktekkan? Bersyukur akan membuat kita menyadari sebenarnya ada banyak hal-hal yang membuat kita jauh lebih beruntung dibanding orang lain.

Mari kita mencoba melihat, apa saja yang bisa kita syukuri dalam hidup ini.

Saya bersyukur saya masih bisa bernafas…
(Bagaimana bila saya kehilangan nafas saya bahkan untuk beberapa detik saja)

Saya bersyukur saya memiliki anggota tubuh yang lengkap…
(Bagaimana bila saya kehilangan kaki, tangan, atau bahkan hanya satu jari saya saja)

Saya bersyukur masih bisa menikmati makanan dan minuman yang layak…
(Bagaimana bila saya berada di tempat yang dilanda kelaparan atau kekurangan air)

Saya bersyukur saya hidup di tempat yang damai…
(Bagaimana bila saya tinggal di daerah konflik dimana sewaktu-waktu saya bisa tertembus peluru, bahkan ketika saya sedang tidur)

Saya bersyukur saya memiliki tubuh yang sehat…
(Bagaimana bila saya berada di posisi orang sakit yang mau duduk pun sulit)

Saya bersyukur mendapatkan pendidikan yang layak…
(Bagaimana bila saya bahkan tidak bisa baca tulis)

Saya bersyukur memiliki tempat tinggal yang layak…
(Bagaimana bila saya harus tidur di pinggir jalan? Atau tidur beratapkan kardus?)

Saya bersyukur….

Kalau diteruskan, masih banyak daftar ”saya bersyukur” yang bisa kita tulis. Wow…ternyata kita beruntung sekali. Jauh lebih beruntung dari banyak orang di luar sana.

Bersyukur membuat kita lebih menghargai hidup. Menghargai segala sesuatu yang telah kita dapatkan dalam hidup ini.
Bersyukur membuat kita merasa lebih baik.
Bersyukur membuat kita menjalani hidup dengan lebih positif.
Bersyukur membuat lebih banyak lagi hal-hal baik terjadi dalam hidup kita.
Bersyukur membuat kita lebih bahagia :)

Sudahkah saya bersyukur? :)

Ngomong-ngomong…
Saya bersyukur memiliki penglihatan sehingga saya bisa melihat layar monitor saya
Saya bersyukur memiliki jari yang lengkap untuk mengetik artikel ini..
Dan…
Saya sangat bersyukur anda bersedia mengunjungi blog ini dan membaca tulisan saya… :)
Baca Selengkapnya...

Jumat, 20 November 2009

3 Orang Di Tepi Sungai

3 orang di tepi sungai?
Lagi ngapain?
Silahkan membaca lebih lanjut.. :)


3 orang sedang berdiri di pinggir sungai. Konon kabarnya di pinggir sungai tersimpan harta karun yang telah terkubur ratusan tahun. Ketiga pemuda ini ingin membuktikannya. Mereka sudah bosan dengan hidupnya yang susah. Mereka ingin merubah nasibnya.

Masalahnya…tidak ada perahu.
Bagaimana mau menyeberang?

Pemuda 1 : “ Tidak ada perahu bagaimana mau menyeberang?”
Pemuda 2 : “ Benar…Gimana nih”
Pemuda 3 : “ Ya kita buat perahunya…Ayo bantu aku”


Pemuda 1 tidak jadi membantu temannya. “Aku mana bisa membuat perahu” , pikirnya. “Kalaupun jadi, nanti hasilnya jelek. Bocor di sana-sini.”
“Kalaupun perahunya gak bocor, gimana kalo tiba-tiba arus sungainya menjadi deras?”
“Gimana kalo harta karun itu cuma mitos? Aku tidak mau pulang dengan tangan kosong”
“Daripada buang-buang waktu lebih baik aku duduk di sini saja”
“Sialan! Koq bisa ga ada perahu sih”
“Sialan! Koq harta karunnya harus di seberang sungai segala sih!!”


Pemuda 2 juga tidak membantu temannya. Dia memilih duduk di tepi sungai, menikmati angin yang lembut dan sejuk.
“Buat perahu? Malas ah…”
Besok saja…Sekarang mumpung cuacanya lagi bagus, enak santai dulu”
“Kalo udah dapat harta karun nanti, mau dipakai buat apa ya?”
”Oh ya..Bangun rumah dulu..Yang sangat megah”
“ Trus aku juga akan segera menikah..Pestanya harus sangat mewah”
“ Kalo udah kaya nanti, aku akan dihormati semua orang di kampungku”


Pemuda 3 juga sudah tidak sabar ingin jadi orang kaya. Dia membayangkan berbagai hal menyenangkan yang akan dilakukannya setelah mendapat harta karun itu. Dan itu semakin memotivasinya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Dengan giat, dia membangun perahunya sedikit demi sedikit.
“Apa sih yang dipikirkan teman-temanku? Yang satu mengeluh sepanjang hari, yang satu senyum-senyum sendiri”

Perahunya jadi. Pemuda 3 segera berlayar ke seberang. Meninggalkan kedua temannya yang asik dengan pikirannya masing-masing. Di lain sisi, pemuda 1 masih sibuk mengeluh. 2560 kalimat keluhan telah keluar dari mulutnya hari ini. Pemuda 2 pun masih sibuk dengan khayalannya. Senyumnya semakin lebar. Semakin lama, semakin indah saja tampaknya.

Beberapa jam kemudian, kembalilah pemuda 3 dengan perahu yang penuh dengan harta karun. Pemuda 1 dan 2 hanya bisa bengong, gigit jari melihat temannya. Penyesalan selalu datang terlambat bukan? :)


Moral Cerita:
* Orang yang pesimis dan hanya bisa mengeluh tidak akan sukses
* Hanya menghayal tapi malas bertindak juga bukan solusi sukses
* Mimpi tidak akan terwujud tanpa tindakan nyata.
* Orang sukses berani bermimpi dan berani berjuang untuk mewujudkan mimpinya.

Baca Selengkapnya...

Selasa, 17 November 2009

Seribu Rupiah dan Seratus Ribu

Senang sekali rasanya bisa kembali menulis di blog ini untuk teman-teman pembaca sekalian. Sebelumnya mohon maaf, karena beberapa urusan kuliah sehingga saya tidak sempat mengupdate blog ini maupun mengunjungi blog teman-teman sekalian. Selamat membaca :)



Seorang bapak sedang asik menyetir. Di kantong celananya, tepatnya dalam dompetnya sedang terjadi percakapan. Adalah selembar uang seribu rupiah dan selembar uang seratus ribu rupiah yang sedang terlibat pembicaraan seru.

Seratus ribu : “Hey, sobat, kadang aku agak heran juga”
Seribu : “Heran kenapa?”
Seratus Ribu : “Heran saja, kenapa kamu ada di dompet ini. Bukankah ada aku saja sudah cukup. Apa sih kurangnya aku dibanding kamu?”
Seribu : “Maksudmu?”
Seratus Ribu : “Dari segi nilai,aku jauh di atas kamu. Aku selalu dibutuhkan dalam berbelanja. Sedangkan kamu, apa gunanya? Apa yang bisa dibeli dengan kamu? Kehadiranmu hanya membuat dompet ini menjadi sesak saja.”
Seribu : “Apakah kehadiranku sedemikian mengganggumu?”
Seratus Ribu : (jadi malu) “Eh..enggak sih..sebenarnya aku hanya penasaran saja apa gunanya selembar seribu rupiah”
Seribu : “Sebentar lagi kamu akan tahu apa gunanya aku” (tersenyum misterius)

Lampu merah. Mobil berhenti. Seorang anak-anak – pengamen – menghampiri jendela mobil bapak itu sambil bernyanyi dengan suara fals nya. Si bapak segera merogoh kantong celananya ,mengambil dompet dan menarik selembar uang seribu rupiah.

“ Sobat, inilah gunanya diriku. Untuk memberikan senyuman pada anak itu” , bisik uang seribu rupiah, sebelum berpindah ke tangan si anak yang tersenyum bahagia melihat selembar uang seribu rupiah bagaikan melihat emas batangan.

Moral cerita:
Manusia, ketika memiliki sedikit kelebihan, mulai timbul perasaan meremehkan orang lain yang dianggap lebih lemah dari dirinya. Seringkali orang meremehkan “orang kecil” seperti tukang sapu jalanan, tukang sampah, pemulung, kuli/buruh dan sebagainya. Mereka diperlakukan seperti bukan manusia. Padahal tanpa mereka, hidup kita akan susah juga. Tidak ada orang yang tidak berharga sama sekali. Orang “sekecil” apapun pasti punya peranan dalam dunia ini. :)
Baca Selengkapnya...